A.
Pendekatan
Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Terdapat beberapa jenis pendekatan
yaitu sebagai berikut.
1.
Pendekatan Komunikatif
Terdapat beberapa kekhasan dalam pendekatan komunikatif ini,
antara lain sebagai berikut:
a. Tujuan pembelajaran bahasa adalah
mengembangkan kemampuan pelajar untuk berkomunikasi secara langsung dengan
menggunakan bahasa target dalam konteks komunikasi yang sesungguhnya atau dalam
situasi kehidupan yang nyata (real).
b. Hal yang mendasar dari pendekatan komunikatif
ini adalah kebermaknaan dari setiap bentuk bahasa yang dipelajari dan
keterkaitan bentuk, ragam, dan makna bahasa dengan situasi dan konteks
berbahasa itu.
c. Dalam proses belajar-mengajar siswa bertindak
sebagai komunikator yang berperan aktif dalam aktivitas komunikasi yang
sesungguhnya, sedangkan pengajar memprakarsai dan merancang berbagai pola
interaksi antarsiswa,dan berperan sebagai fasilitator.
d. Aktivitas dalam kelas diwarnai
secara nyata dan dominan oleh kegiatan–kegiatan komunikasi, bukan
latihan-latihan manipulatif dan peniruan-peniruan tanpa makna.
e. Materi yang disajikan bervariasi, tidak hanya
mengandalkan buku teks, tetapi lebih ditekankan pada bahan-bahan otentik
(berita koran, menu, iklan, dan sebagainya). Dari bahan-bahan tersebut,
pemerolehan bahasa pelajar diharapkan meliputi bentuk, makna, fungsi, dan
konteks sosial.
f. Penggunaan
bahasa pertama dalam kelas tidak dilarang sama sekali, tetapi alangkah baiknya
dikurangi.
g. Dalam pendekatan komunikatif,
kesiapan siswa ditoleransi untuk mendorong keberanian berkomunikasi.
h. Evaluasi
dalam pendekatan komunikatif ditekankan pada kemampuan menggunakan bahasa dalam
kehidupan nyata, bukan pada penguasaan struktur bahasa atau gramatika.
2. Pendekatan Integratif
Menurut Prabowo
(2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang
melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini
diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik
kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan
anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari
dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
sudah mereka pahami.
Kurikulum integratif
atau terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran
melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna
sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan
tidak ada.
3. Ketrampilan Proses
Pendekatan
keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan
keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari
kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa
(DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Jenis-jenis ketrampilan proses yaitu:
a. Keterampilan
Mengobservasi
b. Keterampilan
Mengklasifikasi
c.
Keterampilan Mengukur
d. Keterampilan
Mengkomunikasikan
e. Keterampilan
Menginferensi
f. Keterampilan
Memprediksi
g. Keterampilan Mengenal
Hubungan Ruang dan Waktu
h. Keterampilan Mengenal
Hubungan Bilangan- bilangan
B. Pola Pembelajaran
Pembelajaran
pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa. Baik
interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Di dasari oleh adanya
perbedaan interaksi tersebut maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan
berbagai pola pembelajaran. Barry Morris (1963:11) mengklasifikasikan 4 pola
pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
1. Pola pembelajaran tradisional 1
Tujuan →Penetapan isi dan metode→Guru→Siswa
2. Pola Pembelajaran Tradisional 2
Tujuan→Penetapan isi dan metode→Guru dan media→Siswa
3. Pola Pembelajaran Guru dan Media
Tujuan→Penetapan isi dan metode
4. Pola pembelajaran bermedia
Tujuan → Penetapan isi dan metode→Media→Siswa
Pola-pola
pembelajaran diatas memberikan gambaran bahwa seiring dengan pesatnya
perkembangan media pembelajaran, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran.Siswa dapat memperoleh informasi
dari berbagai media dan sumber belajar. Sekarang ini peran guru tidak hanya
sebagai pengajar, tetapi ia mulai berperan sebagai pengelola belajar yang
memfasilitasi kegiatan belajar siswa melelui pemanfaatan dan optimalisasi sumber
belajar.
C. Model-Model Pembelajaran
1.
Pengertian
Model Pembelajaran
Model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (Rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain
(Joyce dan Weil, 1980:1). Model pembelajaran dapat dijadikan sebagai pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Model pembelajaran memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Berdasarkan teori pendidikan dan
teori belajar dari para ahli tertentu.Sebagai contoh, model penelitian kelompok
disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini di
rancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
b.
Mamiliki misi
atau tujuan pendidikan tertentu.
c.
Dapat dijadikan pedoman untuk
perbaikan KBM dikelas.
d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: 1) Urutan
langkah-langkah pembelajaran, 2) Adanya prinsip-prinsip reaksi, 3) Sistem
social, dan 4) Sistem pendukung.
e.
Memiliki dampak sebagai akibat
terapan model pembelajaran.
f.
Membuat persiapan mengajar dengan
pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran
a.
Model Interaksi Sosial
Model
ini didasari oleh teori belajar Gestalt (Field-Theory). Model interaksi social
menitikberatkan hubungan yang harmois antara individu dengan masyarakat. Pokok
pandangan Gestalt adalah obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai
suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Aplikasi teori Gestalt dalam
pembelajaran adalah :
1) Pengalaman Insight/Tilikan, Kemampuan Insight yaitu
kemampuan mengenal keterkaitan unsure-unsur dalam suatu objek.
2) Pembelajaran yang bermakna
3) Perilaku bertujuan
4) Prinsip ruang lingkup
Model Interaksi Sosial ini mencangkup Strategi pembelajaran
sebagai berikut.
1) Kerja kelompok, Bertujuan mengembangkan keterampilan
berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan
interpersonal dan discovery skills dalam bidang akademik.
2) Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai
diri sendiri dan rasa tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun kelompok.
3) Pemecahan masalah social atau Inquiri social bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah social denagan cara berfikir
logis.
4) Model laboratorium, Bertujuan untuk mengembangkan kesadaran
pribadi dan keluwesan dalam kelompok.
5) Bermain peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatan pada
peserta didik menemukan nilai-nilai social dan pribadi melalui situasi tiruan.
6) Simulasi social, bertujuan untuk membantu siswa mengalami
berbagai kenyataan social serta menguji reaksi mereka.
b. Model Pemrosesan Informasi
Model
ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan
siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya.Teori pemrosesan
informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah
pembelajaran adalah factor yang sangat penting dalam perkembangan. Delapan Fase
proses pembelajaran menurut Robert M. Gagne adalah :
1) Motivasi
2) Pemahaman
3) Pemerolehan
4) Penahanan
5) Ingatan kembali
6) Generalisasi
7) Perlakuan
8) Umpan balik
Ada
Sembilan langkah yang harus diperhatikan oleh pendidik dikelas kaitannya dengan
Pembelajaran Pemrosesan Informasi:
1) Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa
2) Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topic
yang akan dibahas
3) Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran
4) Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topic yang telah
direncanakan
5) Memberikan binbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran
6) Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran
7) Memberikan feedbeck terhadap perilaku yang ditunjukan siswa
8) Melaksanakan penilaian proses dan hasil
9) Memberikan kesemptan pada siswa untuk bertanya dan menjawab
sesuai dengan pengalamannya.
Model proses Informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran, diantaranya:
1) Mengajar induktif yaitu untuk mengembangkan kemampuan
berfikir dan membentuk teori
2) Latihan Inquiri, yaitu untuk mencari dan menemukan informasi
yang diperlukan
3) Inquiri keilmuan
4) Pembentukan konsep
5) Model pengembangan
6) Advanced Organizer Model, bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan
satuan ilmu pengetahuan secara bermakna.
Implikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran,
diantaranya:
1) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa
2) Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi
dengan lingkungan belajarnya sebaik mungkin.
3) Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi
tidak asing
4) Di kelas, beri kesempatan kepada anak untuk bersosialisasi
dan diskusi sebanyak mungkin.
c.
Model Personal
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu
berorientasi kepada pengembangan diri individu. Tokoh
Humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler, Dan Arthur Comb.
Menurut teori ini guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif,
agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya baik emosional
maupun intelektual. Implikasi teori Humanistik dalam pendidikan adalah sebagai
berikut :
1) Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan
2) TL yang ada dapat dilaksanakan sekarang
3)
Semua individu
memiliki dorongan dasar kepada aktualisasi diri
4) Sebagian TL individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri
5) Mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar siswa adalah
sangat penting
6) Mengajar adalah membantu individu mengembangkan suatu
hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai
pribadi yang cakap.
Model
pembelajaran Personal meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut:
1) Pembelajaran non-Direktif, bertujuan untuk membentuk
kemampuan dan perkembangan pribadi.
2) Latihan kesadaran
3) Sinetik, Untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan
memecahkan masalah secara kreatif.
4) Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar
pribadi yang luwes.
d. Model Modifikasi Tingkah Laku
Model
ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan system yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuj Tl dengan cara memanipulasi pemguatan.Model ini lebih menekankankan
pada aspek perubahan perilaku psikoogis dan perilaku yang tidak dapat di amati.
Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus
dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan. Ada empat fase dalam model
modifikasi tingkah laku ini, yaitu fase mesin pengajaran, Penggunaan media,
pengajaran berprograma, dan Operant Reinforcement.
0 komentar:
Posting Komentar